Daisypath Anniversary tickers

Thursday, June 3, 2010

fuah fuah

after an exhausting struggle and sweat droplets

finnaly, setelah perjuangan yang keras, blog bikinanku jadi juga.. you've made my DAY!

tenang aja, bakal terus diupdate kok..


dan nantinya bakal ada cerita seru tentang hari-hariku..

don't miss it.

chawww..

FeO:*

The 5-Step Plan to Set Your Heart Free

Sonya was stuck. Every time she came in for a session, she seemed more inextricably wedged into a life she hated. It wasn't that she lacked means: Born to wealth and privilege, Sonya had beauty, education, and the talent to become what she'd longed to be—a songwriter. But she couldn't take the steps that would make her dreams a reality.

"It's just too hard," Sonya sighed during one session. "I'm stuck in the life my parents want for me. I'll marry a rich man, have 1.7 kids, do what I'm told. I'm trapped. Completely trapped."

I couldn't help comparing Sonya's comments with another conversation I'd had when I was in Cambodia, doing interviews for a World Bank project. A vibrant man I'll call Khet told me about his experiences during the war-torn 1970s, when he'd been imprisoned, starved and sentenced to death.

"One night they told me I would be shot at sunrise," Khet said. "So, you see, I was completely free." I stopped him. How did he figure that one? Khet smiled. "Things could not be worse," he explained, "so I was free to take any opportunity that came."

And an opportunity did come. As he and some other prisoners were being led to the execution ground, Khet bolted, running for a weak spot in the wire fences. He fully expected to be shot, but the other prisoners distracted the guards enough to spoil their aim. Khet escaped into the jungle.

"You see? My fellow prisoners were free, too," he said. "No matter what happens to your body, madame, if your heart is free, you are free."

Most people think more like Sonya than like Khet. My clients routinely tell me they're deadlocked, hemmed in, blocked, controlled by circumstance. If you feel that way, it isn't because you don't have the option of charting an exciting, meaningful journey through life. Trust me, the options are there. You're at an impasse because you've been trained not to seize—or even recognize—the opportunities that lead to the fulfillment of your dreams. Your body is free but your heart is in prison.

Sekjen PBB Tuntut Israel Cabut Blokade

Menurut Ban Ki-Moon, blokade Gaza yang sudah lama berlaku tersebut kontra-produktif, salah dan tak dapat dipertahan.

Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon

Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menuntut kepada Israel agar segera mencabut blokade Gaza setelah penggrebekan maut oleh Israel terhadap kawanan kapal internasional yang mengangkut bahan bantuan untuk wilayah itu.

Ban mengatakan pada hari Rabu, blokade Gaza yang sudah lama berlaku tersebut kontra-produktif, salah dan tak dapat dipertahankan. Ia mengatakan kepada wartawan, ia sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk cara melaksanakan seruan Dewan Keamanan PBB akan penyelidikan independen mengenai insiden penyerbuan Israel terhadap konvoi kapal bantuan bagi Gaza. Pimpinan PBB tersebut juga meminta kepada pihak berwenang Israel agar memberi keterangan mereka mengenai pencegatan kapal pada hari Senin, yang menewaskan setidaknya sembilan orang aktivis dalam konvoi kapal tersebut.

Dewan HAM PBB menyetujui sebuah resolusi hari Rabu yang mengutuk apa yang disebutnya “serangan yang keterlaluan” oleh pasukan Israel. Dewan Keamanan mengatakan mereka akan mengirim tim independen untuk menyelidiki pelanggaran hukum internasional.

Sebelumnya pada hari Rabu, Wakil Presiden Amerika Joe Biden membela hak mutlak Israel untuk membela kepentingan keamanannya, termasuk menaiki kapal yang menuju Gaza guna mencegah penyelundupan senjata.

Google Rilis OS Chrome Gratis Tahun Ini


(IST)

INILAH.COM, Jakarta- Google mengatakan akan merilis sistem operasi Chrome di akhir tahun ini yang akan menantangMicrosoft Windows yang menjalankan 90% komputer dunia.

“Kita sedang bekerja untuk menampilkan perangkat ini pada akhir musim gugur nanti,” kata wakil presiden dari manajemen produk Google, Sundar Pichai di pameran IT terbesar di Asia yaitu CompuTex, Taipei.

“Ini adalah sesuatu yang sangat menarik. Kami mengharapkan dapat menjangkau jutaan pengguna di hari pertama,” kata Sundar Pichai.

Sistem operasi open source itu berbasis pada browser Chrome di mana didesain untuk bekerja secara eksklusif dengan aplikasi web. Lebih dari 70 juta orang menggunakan browser Chrome, menurut keterangan Google.

Sistem Chrome akan di desain dapat bekerja untuk PC laptop, kata Sundar Pichai, kepala perencanaan Chrome Google.

“Kami akan lebih selektif mengenai bagaimana cara menuju pasar karena kami ingin memberikan pengguna pengalaman yang menakjubkan,” ujarnya. “Kami berpikir untuk menggunakan di level hardware maupun software.”

Google tampaknya saat ini sedang menantang dominasi sistem operasi Windows dari Microsof yang berjalan di lebih dari 90% komputer personal.

Pichai mengatakan, “Sistem operasi Chrome merupakan salah satu dari sedikit sistem operasi masa depan yang telah siap dengan jutaan aplikasi.”

“Anda tidak perlu mendesain ulang Gmail untuk bekerja dengan Chrome. Facebook tidak harus ditulis ulang sebagai aplikasi baru di Chrome.”

Perangkat lunak open source ini memungkinkan perusahaan teknologi seperti Acer untuk mengembangkan versi software mereka sendiri . Dengan menggunakan kerangka yang diberikan oleh Google Acer menunjukkan sesuatu yang berbeda dari merek lain.

Sistem operasi Chrome itu akan menjadi pusat software berbasis web, dengan aplikasi kelas atas seperti pengedit foto dan video berbasis eksternal atau cloud.

Wajah Pendidikan Dunia Ketiga

Bukan Indonesia saja yang mengadopsi sistem pendidikan di negara maju. Negara dunia ketiga seperti Argentina dan India juga. Ada yang sukses besar, ada pula program yang masih jauh dari target yang diharapkan.

Bicara soal sekolah gratis, tentu tidak lepas dari progam wajib belajar sembilan tahun, kurikulum, dan konsep pendidikan di Tanah Air. Ketentuan wajib belajar misalnya. Program yang pertama kali dilansir pada 1984 itu berjalan bias. Meski berembel-embel wajib, kenyataannya program itu tidak lebih dari sebuah imbauan.

Berbeda dengan negara-negara seperti Jerman, Inggris, Belanda, Australia, compulsory education (wajib belajar) bersifat paksaan. Bila anak usia sekolah tidak bersekolah, si orang tua bisa terjerat sanksi. Namun, pemerintahnya memfasilitasi penuh tuntutan kewajiban tersebut. Sayangnya, di tengah minimnya dana dan tingkat penyelewengan yang tinggi, Pemerintah Indonesia terkesan memaksakan mengadopsi konsep tersebut. Alhasil, tahun keempat pelaksanaan program sekolah gratis belum menunjukkan hasil maksimal.

Seperti yang diutarakan Direktur Pembinaan SMP Depdiknas Didik Suhardi, meski angka partisipasi kasar (APK) siswa SMP secara nasional mencapai 96,18 persen, penyebarannya belum merata. Beberapa provinsi, kabupaten, maupun kota masih ada yang memiliki APK di bawah 80 persen.

Pengakuan belum maksimalnya target tersebut juga diakui Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Meski Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI sederajat pada 2008 telah mencapai 94,81 persen, hal itu masih cukup berat mencapai angka ideal 97 persen. Lantaran dikejar target itu, pemerintah memprioritaskan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar (SD dan SMP). Bahkan menurut Bambang Indrianto, Sekretaris Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, walau akan terjadi pergantiaan pucuk pemimpin negara, program sekolah gratis dinilai tetap akan berjalan. �Terlalu riskan untuk mengubah kebijakan yang telah mencapai tahap progresif,� papar dia.

Melirik Negara Lain
Untuk penyegar ingatan, marilah sejenak melirik mekanisme pendidikan dasar gratis yang berlangsung di beberapa negara lain. Di India, negara berpopulasi satu miliar jiwa itu merupakan negara selain Indonesia yang menandatangani Deklarasi Education For All (EFA) di Dakar, Senegal. Bangladesh, Brasil, China, Meksiko, Mesir, Nigeria, dan Pakistan juga ambil bagian.

India, meski telah mendapat fondasi sistem pendidikan yang kuat dari Inggris, eks penjajahnya, upaya mengatasi buta huruf masih terjadi. Tidak heran bila pemerintahnya, melalui Department of Higher Education dan Department of School Education and Literacy, mendorong penuh berdirinya institusi pendidikan berkualitas tinggi, diikuti usaha penetrasi pendidikan hingga ke daerah pedalaman. Namun, upaya itu masih juga tersengal-sengal. Hingga kini, hanya negara bagian Kerala yang mencapai target pendidikan itu.

Sistem pendidikan India menggunakan pola dan substansi dari negara Barat, yang mengakomodasi pendidikan dasar pada peserta didik berumur 6-14 tahun. Khusus bagi mereka yang tidak dapat bergabung di sekolah reguler, anak-anak putus sekolah, pekerja anak, serta anak-anak yang di wilayah pinggiran yang tidak terdapat akses bersekolah, program itu bernama Non-Formal Education (NFE).

Fokus utama pola itu ditujukan untuk 10 negara bagian yang memilik pendidikan terbelakang. Selanjutnya, diteruskan ke daerah pedalaman termasuk daerah perbukitan, perdesaan, serta gurun. Kini, program tersebut telah berkembang hingga ke 25 dari 28 jumlah negara bagian. Sebagai pelaksana NFE tersebut ialah organisasi sosial yang secara sukarela mau menjalankannya.

Berbeda di Argentina. Negara dengan populasi terpelajar paling besar di Amerika Latin itu telah mengembangkan program pemberantasan buta huruf selama beberapa periode. Tahun 1970, Argentina telah menghasilkan 92,65 persen warga berusia 15 tahun ke atas yang tidak buta huruf. Bahkan upaya menghapus buta huruf telah dilakukan Pemerintah Argentina secara konsisten sejak 1930.

Fondasi utama pengembangan budaya negara ini adalah sekolah dasar.
Argentina menggunakan sistem pendidikan yang dipakai di Prancis. Pendidikan awal bermula pada usia lima tahun (tahap prasekolah).

Selepas itu, pelajar akan melalui tiga tahap pendidikan selama tiga tahun untuk setiap tahap. Tahap pertama dan kedua yang ialah sekolah dasar pada usia 6 hingga 11 tahun (EGB1 dan EGB2). Pada tahap ketiga terdapat sekolah menengah rendah atau EGB3 (pada usia 11 hingga 14 tahun). Di Argentina, rakyatnya tidak wajib melalui pendidikan menengah tinggi. Setiap orang yang berusia 6-14 tahun wajib bersekolah.

Alhasil, Argentina memunyai tingkat melek huruf yang tinggi dibandingkan negara lain di Amerika Selatan. Lagi-lagi faktor ekonomi rakyat Argentina yang cukup baik mendukung pelaksanaan program tersebut.

Berangkat dari pengalaman itu, Pemerintah Indonesia juga berorietasi pada pemerataan pendidikan. Di Indonesia, melalui program sekolah gratis, sistem pendidikan juga mengincar tingkat pemula (pendidikan dasar). Untuk mendukung program tersebut, selain bantuan operasional sekolah, pemerintah melansir bantuan operasional manajemen mutu (BOMM). Komponennya pada tahun ini sebesar 90.000 rupiah per siswa tingkat SMU dan 120.000 rupiah untuk siswa bagi SMP/SMK �Pendidikan yang menjangkau seluruh elemen masyarakat, baru dilanjutkan dengan peningkatan mutu pendidikan,� ungkap Bambang mengenai grand design sistem pendidikan dasar di Indonesia.

Disdik Berencana Razia Warnet

Browsing Pada Jam Belajar


Tembilahan(infoinhil
.com) -Kepala Dinas Pendidikan Indragiri Hilir, Pahrolrozy mengatakan akan segera berkoordinasi dengan para kepala sekolah, terkait dengan temuan banyaknya siswa yang berada di warnet saat jam belajar di sekolah.

Menurutnya, langkah ini dilakukan guna menekan ramainya siswa yang berada di warnet saat jam pelajaran berlangsung di sekolah, apakah mereka saat itu libur atau membolos, tentunya pihak sekolah yang mengetahui siswa tersebut.

“Kita akan koordinasi dengan para kepala sekolah se- Indragiri Hilir, khususnya kota Tembilahan agar mereka melakukan pengawasan terhadap siswa mereka saat jam sekolah,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Indragiri Hilir, Pahrolrozy kepada wartawan, Selasa (16/2).

Dari hasil koordinasi ini, ujarnya baru dapat diambil langkah selanjutnya, apakah perlu ditindaklanjuti dengan mengadakan razia terhadap para pelajar yang bermain di warnet saat jam sekolah.

“Bisa saja kita tindaklanjuti dengan mengadakan razia terhadap para siswa yang berada di warnet saat jam sekolah. Tapi, tentunya permasalahan ini kita serahkan kepada pihak sekolah untuk menanganinya,” sebut Pahrol.

Jangan sampai, tukas Pahrolrozy kegiatan mereka di warnet dapat mengganggu persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Ia juga menjelaskan kesiapan siswa dalam mempersipakan diri menjelang UN bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah saja, tetapi juga harus menjadi perhatian orang tua siswa.

Beberapa orang siswa yang berhasil ditemui saat jam sekolah berada di warnet, ada yang mengaku mereka saat itu mencari tugas dan di sekolah guru mata pelajaran saat itu tidak ada dan bermacam alasan lainnya. Namun yang jelas mereka bermain saat jam dan mengenakan seragam sekolah.

“Kami ke warnet untuk mencari tugas sekolah, dan sekalian facebook an dan browsing,” ujar Ririn (17), yang mengaku siswa salah satu SLTA di kota Tembilahan, Selasa (16/2).

Sementara itu, Antonio (29) pengelola warnet di Jalan Kapten Muchtar Tembilahan, mengatakan warnetnya ramai dikunjungi anak-anak sekolah pada siang dan sore hari. “Biasanya mereka ramai ke sini, tapi membolos atau nggak saya nggak tahu,” kata pria yang akrab disapa Aming ini.(spt)

Makan Coklat dapat Turunkan Kolestrol




Liputan6.com, Beijing: Makan coklat dapat menurunkan tingkat kolesterol Tetapi itu hanya berlaku pada sedikit dan hanya pada sebagian orang, demikian hasil satu analisis atas delapan studi.

Dr Rutai Hui dari "Chinese Academy of Medical Sciences" dan "Peking Union Medical College" di Beijing, China, bersama rekannya mendapati coklat hanya membantu orang yang memiliki faktor resiko bagi sakit jantung dan hanya ketika dikonsumsi dalam jumlah yang tak berlebihan.
Makan coklat dalam jumlah sedang mungkin "akan menjadi pendekatan pola makan yang bermanfaat" dalam pencegahan kolesterol tinggi pada beberapa kelompok orang tertentu, demikian kesimpulan para peneliti tersebut di dalam American Jounal of Clinical Nutrition.

Analisis itu dilakukan setelah beberapa studi menyatakan coklat mungkin baik bagi kesehatan manusia. Satu studi yang disiarkan pada Maret memperlihatkan bahwa di kalangan 19.300 orang, mereka yang makan paling banyak coklat memiliki tekanan darah yang lebih rendah dan menghadapi kemungkinan lebih kecil untuk menderita stroke atau serangan jantung selama 10 tahun ke depan.

Namun, seperti analisis baru itu, para peneliti tersebut mengeluarkan peringatan; perbedaan dalam konsumsi coklat antara kelompok yang mengkonsumsi coklat paling banyak dan paling sedikit adalah sekitar enam gram, atau sekitar sepertujuh dari batangan coklat susu Hershey.
Hui dan rekannya mencari catatan medis untuk menemukan studi yang mengkaji bagaimana coklat mempengaruhi lemak darah, atau lipid, dan menemukan delapan percobaan yang melibatkan 215 orang.

Ketika semua studi dianalisis secara bersama, para peneliti tersebut mendapati bahwa makan coklat mengurangi tingkat LDL, atau kolesterol "jahat" sampai lima miligram/dL dan mengurangi total kolesterol dalam jumlah yang sama. Namun coklat tak memiliki dampak pada kolesterol di dalam tiga studi kualitas paling tinggi. Analisis lebih jauh memperlihatkan hanya orang yang makan sedikit coklat --yang berisi 260 miligram polyphenols, atau lebih sedikitnya lagi-- mengalami dampak yang menurunkan kolesterol. Orang yang mengkonsumsi lebih banyak coklat tak memperlihatkan dampak tersebut.

Polyphenols adalah zat anti-oksidan yang terdapat pada buah, sayur-mayur, coklat dan anggur putih. Satu batang coklat susu seberat 1,25 ons berisi sebanyak 300 miligram polyphenols. Para peneliti itu juga mendapati bahwa orang yang sehat tak memperoleh dampak yang menurunkan kolesterol dari coklat, tapi orang dengan faktor resiko sakit jantung, seperti diabetes, menyaksikan tingkat kolesterol LDL mereka dan seluruh kolesterol turun sampai delapan miligram/masing-masin dL. "Penelitian masa depan mesti dipusatkan pada percobaan lebih aktif secara acak dan berkualitas lebih tinggi dengan tindak lanjut lebih lama guna menyelesaikan ketidak-pastian sehubungan dengan keefektifan klinis, kata Hui dan timnya. "Lalu kita benar-benar dapat makan coklat tanpa rasa bersalah," kata Hui dan timnya sebagaimana dilaporkan oleh Reuters Life. (Ant/Reutr)