Thursday, June 3, 2010
fuah fuah
finnaly, setelah perjuangan yang keras, blog bikinanku jadi juga.. you've made my DAY!
tenang aja, bakal terus diupdate kok..
dan nantinya bakal ada cerita seru tentang hari-hariku..
don't miss it.
chawww..
FeO:*
The 5-Step Plan to Set Your Heart Free
"It's just too hard," Sonya sighed during one session. "I'm stuck in the life my parents want for me. I'll marry a rich man, have 1.7 kids, do what I'm told. I'm trapped. Completely trapped."
I couldn't help comparing Sonya's comments with another conversation I'd had when I was in Cambodia, doing interviews for a World Bank project. A vibrant man I'll call Khet told me about his experiences during the war-torn 1970s, when he'd been imprisoned, starved and sentenced to death.
"One night they told me I would be shot at sunrise," Khet said. "So, you see, I was completely free." I stopped him. How did he figure that one? Khet smiled. "Things could not be worse," he explained, "so I was free to take any opportunity that came."
And an opportunity did come. As he and some other prisoners were being led to the execution ground, Khet bolted, running for a weak spot in the wire fences. He fully expected to be shot, but the other prisoners distracted the guards enough to spoil their aim. Khet escaped into the jungle.
"You see? My fellow prisoners were free, too," he said. "No matter what happens to your body, madame, if your heart is free, you are free."
Most people think more like Sonya than like Khet. My clients routinely tell me they're deadlocked, hemmed in, blocked, controlled by circumstance. If you feel that way, it isn't because you don't have the option of charting an exciting, meaningful journey through life. Trust me, the options are there. You're at an impasse because you've been trained not to seize—or even recognize—the opportunities that lead to the fulfillment of your dreams. Your body is free but your heart is in prison.
Sekjen PBB Tuntut Israel Cabut Blokade
Ban mengatakan pada hari Rabu, blokade Gaza yang sudah lama berlaku tersebut kontra-produktif, salah dan tak dapat dipertahankan. Ia mengatakan kepada wartawan, ia sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk cara melaksanakan seruan Dewan Keamanan PBB akan penyelidikan independen mengenai insiden penyerbuan Israel terhadap konvoi kapal bantuan bagi Gaza. Pimpinan PBB tersebut juga meminta kepada pihak berwenang Israel agar memberi keterangan mereka mengenai pencegatan kapal pada hari Senin, yang menewaskan setidaknya sembilan orang aktivis dalam konvoi kapal tersebut.
Dewan HAM PBB menyetujui sebuah resolusi hari Rabu yang mengutuk apa yang disebutnya “serangan yang keterlaluan” oleh pasukan Israel. Dewan Keamanan mengatakan mereka akan mengirim tim independen untuk menyelidiki pelanggaran hukum internasional.
Sebelumnya pada hari Rabu, Wakil Presiden Amerika Joe Biden membela hak mutlak Israel untuk membela kepentingan keamanannya, termasuk menaiki kapal yang menuju Gaza guna mencegah penyelundupan senjata.
Google Rilis OS Chrome Gratis Tahun Ini
(IST)
INILAH.COM, Jakarta- Google mengatakan akan merilis sistem operasi Chrome di akhir tahun ini yang akan menantangMicrosoft Windows yang menjalankan 90% komputer dunia.
“Kita sedang bekerja untuk menampilkan perangkat ini pada akhir musim gugur nanti,” kata wakil presiden dari manajemen produk Google, Sundar Pichai di pameran IT terbesar di Asia yaitu CompuTex, Taipei.
“Ini adalah sesuatu yang sangat menarik. Kami mengharapkan dapat menjangkau jutaan pengguna di hari pertama,” kata Sundar Pichai.
Sistem operasi open source itu berbasis pada browser Chrome di mana didesain untuk bekerja secara eksklusif dengan aplikasi web. Lebih dari 70 juta orang menggunakan browser Chrome, menurut keterangan Google.
Sistem Chrome akan di desain dapat bekerja untuk PC laptop, kata Sundar Pichai, kepala perencanaan Chrome Google.
“Kami akan lebih selektif mengenai bagaimana cara menuju pasar karena kami ingin memberikan pengguna pengalaman yang menakjubkan,” ujarnya. “Kami berpikir untuk menggunakan di level hardware maupun software.”
Google tampaknya saat ini sedang menantang dominasi sistem operasi Windows dari Microsof yang berjalan di lebih dari 90% komputer personal.
Pichai mengatakan, “Sistem operasi Chrome merupakan salah satu dari sedikit sistem operasi masa depan yang telah siap dengan jutaan aplikasi.”
“Anda tidak perlu mendesain ulang Gmail untuk bekerja dengan Chrome. Facebook tidak harus ditulis ulang sebagai aplikasi baru di Chrome.”
Perangkat lunak open source ini memungkinkan perusahaan teknologi seperti Acer untuk mengembangkan versi software mereka sendiri . Dengan menggunakan kerangka yang diberikan oleh Google Acer menunjukkan sesuatu yang berbeda dari merek lain.
Sistem operasi Chrome itu akan menjadi pusat software berbasis web, dengan aplikasi kelas atas seperti pengedit foto dan video berbasis eksternal atau cloud.
Wajah Pendidikan Dunia Ketiga
Bicara soal sekolah gratis, tentu tidak lepas dari progam wajib belajar sembilan tahun, kurikulum, dan konsep pendidikan di Tanah Air. Ketentuan wajib belajar misalnya. Program yang pertama kali dilansir pada 1984 itu berjalan bias. Meski berembel-embel wajib, kenyataannya program itu tidak lebih dari sebuah imbauan.
Berbeda dengan negara-negara seperti Jerman, Inggris, Belanda, Australia, compulsory education (wajib belajar) bersifat paksaan. Bila anak usia sekolah tidak bersekolah, si orang tua bisa terjerat sanksi. Namun, pemerintahnya memfasilitasi penuh tuntutan kewajiban tersebut. Sayangnya, di tengah minimnya dana dan tingkat penyelewengan yang tinggi, Pemerintah Indonesia terkesan memaksakan mengadopsi konsep tersebut. Alhasil, tahun keempat pelaksanaan program sekolah gratis belum menunjukkan hasil maksimal.
Seperti yang diutarakan Direktur Pembinaan SMP Depdiknas Didik Suhardi, meski angka partisipasi kasar (APK) siswa SMP secara nasional mencapai 96,18 persen, penyebarannya belum merata. Beberapa provinsi, kabupaten, maupun kota masih ada yang memiliki APK di bawah 80 persen.
Pengakuan belum maksimalnya target tersebut juga diakui Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Meski Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI sederajat pada 2008 telah mencapai 94,81 persen, hal itu masih cukup berat mencapai angka ideal 97 persen. Lantaran dikejar target itu, pemerintah memprioritaskan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar (SD dan SMP). Bahkan menurut Bambang Indrianto, Sekretaris Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, walau akan terjadi pergantiaan pucuk pemimpin negara, program sekolah gratis dinilai tetap akan berjalan. �Terlalu riskan untuk mengubah kebijakan yang telah mencapai tahap progresif,� papar dia.
Melirik Negara Lain
Untuk penyegar ingatan, marilah sejenak melirik mekanisme pendidikan dasar gratis yang berlangsung di beberapa negara lain. Di India, negara berpopulasi satu miliar jiwa itu merupakan negara selain Indonesia yang menandatangani Deklarasi Education For All (EFA) di Dakar, Senegal. Bangladesh, Brasil, China, Meksiko, Mesir, Nigeria, dan Pakistan juga ambil bagian.
India, meski telah mendapat fondasi sistem pendidikan yang kuat dari Inggris, eks penjajahnya, upaya mengatasi buta huruf masih terjadi. Tidak heran bila pemerintahnya, melalui Department of Higher Education dan Department of School Education and Literacy, mendorong penuh berdirinya institusi pendidikan berkualitas tinggi, diikuti usaha penetrasi pendidikan hingga ke daerah pedalaman. Namun, upaya itu masih juga tersengal-sengal. Hingga kini, hanya negara bagian Kerala yang mencapai target pendidikan itu.
Sistem pendidikan India menggunakan pola dan substansi dari negara Barat, yang mengakomodasi pendidikan dasar pada peserta didik berumur 6-14 tahun. Khusus bagi mereka yang tidak dapat bergabung di sekolah reguler, anak-anak putus sekolah, pekerja anak, serta anak-anak yang di wilayah pinggiran yang tidak terdapat akses bersekolah, program itu bernama Non-Formal Education (NFE).
Fokus utama pola itu ditujukan untuk 10 negara bagian yang memilik pendidikan terbelakang. Selanjutnya, diteruskan ke daerah pedalaman termasuk daerah perbukitan, perdesaan, serta gurun. Kini, program tersebut telah berkembang hingga ke 25 dari 28 jumlah negara bagian. Sebagai pelaksana NFE tersebut ialah organisasi sosial yang secara sukarela mau menjalankannya.
Berbeda di Argentina. Negara dengan populasi terpelajar paling besar di Amerika Latin itu telah mengembangkan program pemberantasan buta huruf selama beberapa periode. Tahun 1970, Argentina telah menghasilkan 92,65 persen warga berusia 15 tahun ke atas yang tidak buta huruf. Bahkan upaya menghapus buta huruf telah dilakukan Pemerintah Argentina secara konsisten sejak 1930.
Fondasi utama pengembangan budaya negara ini adalah sekolah dasar.
Argentina menggunakan sistem pendidikan yang dipakai di Prancis. Pendidikan awal bermula pada usia lima tahun (tahap prasekolah).
Selepas itu, pelajar akan melalui tiga tahap pendidikan selama tiga tahun untuk setiap tahap. Tahap pertama dan kedua yang ialah sekolah dasar pada usia 6 hingga 11 tahun (EGB1 dan EGB2). Pada tahap ketiga terdapat sekolah menengah rendah atau EGB3 (pada usia 11 hingga 14 tahun). Di Argentina, rakyatnya tidak wajib melalui pendidikan menengah tinggi. Setiap orang yang berusia 6-14 tahun wajib bersekolah.
Alhasil, Argentina memunyai tingkat melek huruf yang tinggi dibandingkan negara lain di Amerika Selatan. Lagi-lagi faktor ekonomi rakyat Argentina yang cukup baik mendukung pelaksanaan program tersebut.
Berangkat dari pengalaman itu, Pemerintah Indonesia juga berorietasi pada pemerataan pendidikan. Di Indonesia, melalui program sekolah gratis, sistem pendidikan juga mengincar tingkat pemula (pendidikan dasar). Untuk mendukung program tersebut, selain bantuan operasional sekolah, pemerintah melansir bantuan operasional manajemen mutu (BOMM). Komponennya pada tahun ini sebesar 90.000 rupiah per siswa tingkat SMU dan 120.000 rupiah untuk siswa bagi SMP/SMK �Pendidikan yang menjangkau seluruh elemen masyarakat, baru dilanjutkan dengan peningkatan mutu pendidikan,� ungkap Bambang mengenai grand design sistem pendidikan dasar di Indonesia.
Disdik Berencana Razia Warnet
Tembilahan(infoinhil.com) -Kepala Dinas Pendidikan Indragiri Hilir, Pahrolrozy mengatakan akan segera berkoordinasi dengan para kepala sekolah, terkait dengan temuan banyaknya siswa yang berada di warnet saat jam belajar di sekolah.
Menurutnya, langkah ini dilakukan guna menekan ramainya siswa yang berada di warnet saat jam pelajaran berlangsung di sekolah, apakah mereka saat itu libur atau membolos, tentunya pihak sekolah yang mengetahui siswa tersebut.
“Kita akan koordinasi dengan para kepala sekolah se- Indragiri Hilir, khususnya kota Tembilahan agar mereka melakukan pengawasan terhadap siswa mereka saat jam sekolah,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Indragiri Hilir, Pahrolrozy kepada wartawan, Selasa (16/2).
Dari hasil koordinasi ini, ujarnya baru dapat diambil langkah selanjutnya, apakah perlu ditindaklanjuti dengan mengadakan razia terhadap para pelajar yang bermain di warnet saat jam sekolah.
“Bisa saja kita tindaklanjuti dengan mengadakan razia terhadap para siswa yang berada di warnet saat jam sekolah. Tapi, tentunya permasalahan ini kita serahkan kepada pihak sekolah untuk menanganinya,” sebut Pahrol.
Jangan sampai, tukas Pahrolrozy kegiatan mereka di warnet dapat mengganggu persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Ia juga menjelaskan kesiapan siswa dalam mempersipakan diri menjelang UN bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah saja, tetapi juga harus menjadi perhatian orang tua siswa.
Beberapa orang siswa yang berhasil ditemui saat jam sekolah berada di warnet, ada yang mengaku mereka saat itu mencari tugas dan di sekolah guru mata pelajaran saat itu tidak ada dan bermacam alasan lainnya. Namun yang jelas mereka bermain saat jam dan mengenakan seragam sekolah.
“Kami ke warnet untuk mencari tugas sekolah, dan sekalian facebook an dan browsing,” ujar Ririn (17), yang mengaku siswa salah satu SLTA di kota Tembilahan, Selasa (16/2).
Sementara itu, Antonio (29) pengelola warnet di Jalan Kapten Muchtar Tembilahan, mengatakan warnetnya ramai dikunjungi anak-anak sekolah pada siang dan sore hari. “Biasanya mereka ramai ke sini, tapi membolos atau nggak saya nggak tahu,” kata pria yang akrab disapa Aming ini.(spt)
Makan Coklat dapat Turunkan Kolestrol
Dr Rutai Hui dari "Chinese Academy of Medical Sciences" dan "Peking Union Medical College" di Beijing, China, bersama rekannya mendapati coklat hanya membantu orang yang memiliki faktor resiko bagi sakit jantung dan hanya ketika dikonsumsi dalam jumlah yang tak berlebihan.
Makan coklat dalam jumlah sedang mungkin "akan menjadi pendekatan pola makan yang bermanfaat" dalam pencegahan kolesterol tinggi pada beberapa kelompok orang tertentu, demikian kesimpulan para peneliti tersebut di dalam American Jounal of Clinical Nutrition.
Analisis itu dilakukan setelah beberapa studi menyatakan coklat mungkin baik bagi kesehatan manusia. Satu studi yang disiarkan pada Maret memperlihatkan bahwa di kalangan 19.300 orang, mereka yang makan paling banyak coklat memiliki tekanan darah yang lebih rendah dan menghadapi kemungkinan lebih kecil untuk menderita stroke atau serangan jantung selama 10 tahun ke depan.
Namun, seperti analisis baru itu, para peneliti tersebut mengeluarkan peringatan; perbedaan dalam konsumsi coklat antara kelompok yang mengkonsumsi coklat paling banyak dan paling sedikit adalah sekitar enam gram, atau sekitar sepertujuh dari batangan coklat susu Hershey.
Hui dan rekannya mencari catatan medis untuk menemukan studi yang mengkaji bagaimana coklat mempengaruhi lemak darah, atau lipid, dan menemukan delapan percobaan yang melibatkan 215 orang.
Ketika semua studi dianalisis secara bersama, para peneliti tersebut mendapati bahwa makan coklat mengurangi tingkat LDL, atau kolesterol "jahat" sampai lima miligram/dL dan mengurangi total kolesterol dalam jumlah yang sama. Namun coklat tak memiliki dampak pada kolesterol di dalam tiga studi kualitas paling tinggi. Analisis lebih jauh memperlihatkan hanya orang yang makan sedikit coklat --yang berisi 260 miligram polyphenols, atau lebih sedikitnya lagi-- mengalami dampak yang menurunkan kolesterol. Orang yang mengkonsumsi lebih banyak coklat tak memperlihatkan dampak tersebut.
Polyphenols adalah zat anti-oksidan yang terdapat pada buah, sayur-mayur, coklat dan anggur putih. Satu batang coklat susu seberat 1,25 ons berisi sebanyak 300 miligram polyphenols. Para peneliti itu juga mendapati bahwa orang yang sehat tak memperoleh dampak yang menurunkan kolesterol dari coklat, tapi orang dengan faktor resiko sakit jantung, seperti diabetes, menyaksikan tingkat kolesterol LDL mereka dan seluruh kolesterol turun sampai delapan miligram/masing-masin dL. "Penelitian masa depan mesti dipusatkan pada percobaan lebih aktif secara acak dan berkualitas lebih tinggi dengan tindak lanjut lebih lama guna menyelesaikan ketidak-pastian sehubungan dengan keefektifan klinis, kata Hui dan timnya. "Lalu kita benar-benar dapat makan coklat tanpa rasa bersalah," kata Hui dan timnya sebagaimana dilaporkan oleh Reuters Life. (Ant/Reutr)
Pengertian Tentang E-learning
Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, ilustrasi berikut ini mungkin akan dapat membantu memperjelas pengertian tentang E-Learning (Newsletter of ODLQC, 2001). Ada seseorang yang membawa laptop ke sebuah tempat yang berada jauh di gugusan kepulauan kecil yang terpencil. Dari tempat yang sangat terpencil ini, orang tersebut mulai menggunakan laptop-nya dan melakukan akses terhadap berbagai materi program pelatihan yang tersedia. Tidak ada layanan bantuan belajar dari tutor maupun dukungan layanan belajar bentuk lainnya. Dalam konteks ini, apakah orang tersebut dapat dikatakan telah melaksanakan E-learning? Jawabannya adalah TIDAK.
Mengapa? Karena yang bersangkutan di dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya tidak memperoleh layanan bantuan belajar dari tutor maupun layanan bantuan belajar lainnya. Bagaimana kalau yang bersangkutan mempunyai telepon genggam dan kemudian berhasil menggunakannya untuk menghubungi seorang tutor? Apakah dalam konteks yang demikian ini dapat dikatakan bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan E-Learning? Jawabannya adalah YA.
Dari ilustrasi tersebut di atas, setidak-tidaknya dapat ditarik 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (E-Learning), yaitu:
1. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (“jaringan” dalam uraian ini dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN). (Website eLearners.com)
2. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak
3. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan.
Di samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan persyaratan lainnya, seperti adanya:
1. lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-Learning,
2. sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet,
3. rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar,
4. sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar, dan
5. mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
Dengan demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran elektronik (e-Learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya (Brown, 2000; Feasey, 2001). Dalam uraian lebih lanjut, istilah “e-Learning”, “online learning” atau “pembelajaran elektronik” akan digunakan secara bergantian namun tetap dengan pengertian yang sama seperti yang telah dikemukakan.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan trend serta gaya hidup manusia yang cenderung bergerak secara dinamis (mobile), kebutuhan akan proses belajar jarak jauh atau yang biasa disebut dengan " teleedukasi" semakin meningkat pula. E-learning sebagai salah satu bagian dari teleedukasi memberikan alternatif cara belajar baru dimana antara murid dan guru tidak berada dalam ruang dan waktu yang sama, meskipun demikian, proses belajar dan mengajar tetap dapat berjalan dalam lingkungan virtual oleh karena itu E-learning sering disebut juga dengan Virtual Learning Environment (VLE).
Kemasan Rokok Luar Negeri yang Menyeramkan
Seorang remaja tampak melongo memperhatikan gambar yang terpampang pada bungkus rokok Marlboro. Pada bungkus rokok itu, persis di atas tulisan Marlboro, terlihat gambar mulut dengan gigi-gigi menguning, sebagian hitam membusuk. Bibir pada gambar itu berwarna merah kehitaman dan melepuh.
Gambar itu cukup besar karena menghabiskan hampir setengah bagian bungkus rokok. Di atasnya masih ada tulisan mencolok: 'Smoking causes mouth and throat cancer' (merokok dapat mengakibatkan kanker mulut dan tenggorokan). ''Mau muntah rasanya melihat gambar itu,'' ujar Iwan (15), si remaja itu.
Iwan hanya melihat gambar tersebut dari internet, bukan bentuk bungkus rokok aslinya. Selain gambar mulut yang rusak, Iwan juga melihat gambar janin yang berwarna merah seperti melepuh akibat tersiram air panas. Di bawah gambar itu, tertera tulisan: 'Warning: Smoking Increasing Miscarriage. Quit' (Peringatan: Merokok memicu keguguran. Berhentilah). Cukup menyeramkan.
Jika ingin mencari, rokok bergambar seram seperti itu, tak akan ditemukan di Indonesia. Walaupun sebagian dari rokok itu diproduksi di Indonesia. Namun jika bepergian ke negara tetangga seperti Singapura, Filipina atau Thailand, sangat mudah menemukan rokok-rokok bergambar menyeramkan itu. Sejumlah negara saat ini memang sudah menerapkan penggunaan gambar pada bungkus rokok, untuk mengingatkan warganya akan bahaya rokok.
Pemasangan gambar pada bungkus rokok dianggap lebih efektif untuk mencegah konsumsi rokok dibandingkan hanya melalui tulisan. Menurut psikolog Seto Mulyadi, peringatan bahaya merokok dalam bentuk tulisan tidak ada artinya dibandingkan dengan gambar. Menurutnya, peringatan tulisan kurang efektif memberikan persepsi mengenai bahaya merokok.
Menurutnya, pesan dalam gambar jauh lebih efektif 20 hingga 25 kali dibanding tulisan. Seto mengatakan, gambar memberi pengaruh lebih 40 hingga 50 persen orang untuk tidak merokok. Hasil penelitian Proyek Penilaian Kebijakan Pengendalian Tembakau Internasional (PPKPTI) juga membuktikan itu. Pemasangan gambar penyakit cukup mempengaruhi orang untuk mengurangi konsumsi rokok.
Menurut Kepala Investigator PPKPTI, Geofrrey T Fong, Kanada salah satu negara yang sukses mengurangi konsumsi rokok setelah pemasangan gambar seram di bungkus rokok. Jika sebelumnya konsumsi rokok mencapai 25 persen dari penduduk, setelah dipasang gambar, menurun menjadi 19 persen. Hal yang sama juga terjadi di 25 negara lainnya. ''Dengan gambar orang akan lebih tertarik melihat dan menyadari bahaya yang mengancamnya dibanding hanya tulisan,'' kata Fong.
Hasil studi Pusat Penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (Puslit FKM-UI) menunjukkan, bentuk peringatan tulisan di bungkus rokok seperti yang dilakukan Indonesia, tidak efektif. Ini karena pesan berbunyi: "Merokok Dapat Menyebabkan kanker, Serangan Jantung, Impotensi, dan Gangguan Kehamilan dan Janin", yang tertera di bungkus rokok, berukuran kecil dan ditempatkan pada bagian belakang.
Ketua Tobacco Control Support Center (TCSC) sebuah Badan Khusus Pengendalian Tembakau dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)Â Widyastuti Soerojo dalam suatu kesempatan mengatakan, pelaku bisnis menggunakan standar ganda dalam menerapkan peringatan dampak kesehatan. Ia mencontohkan, peringatan kesehatan yang tercantum dalam kemasan rokok Marlboro yang dijual di Indonesia dan Singapura berbeda.
Di Indonesia, peringatan kesehatan berbentuk tulisan dan penempatannya di belakang bungkus rokok. Sedangkan di Singapura menggunakan gambar disertai tulisan, dan besarnya setengah dari bungkus rokok. ''Pemerintah perlu mengatur kembali bentuk peringatan kesehatan di semua kemasan produk tembakau, termasuk bungkus rokok. Peringatan kesehatan di bungkus rokok hendaknya berbentuk gambar dan tulisan," katanya.
Sayangnya, saat ini Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Pasifik yang tidak meratifikasi Konvensi WHO tentang Pengendalian Rokok atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). WHO FCTC, merupakan suatu konvensi untuk mengendalikan rokok dan tembakau yang disepakati secara aklamasi dalam Sidang Kesehatan Dunia tahun 2003.
Dampaknya jelas, aturan mengenai pembatasan rokok di Indonesia sangat longgar. Dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan misalnya, pada ayat 2 Pasal 8 PP itu disebutkan: Peringatan kesehatan pada label harus berbentuk tulisan. Ukurannya pun minim, dengan garis pinggir 1 mm dan ukuran tulisan 3 mm (Pasal 9 ayat 2).
Untuk itu, Seto mendesak pemerintah segera meratifikasi WHO FCTC dan memperbaiki aturan mengenai pembatasan konsumsi rokok, termasuk pengaturan pencantuman gambar dalam peringatan bahaya merokok. Jika tidak, dampak merokok akan makin besar dan membahayakan masa depan bangsa.
Lembaga Demografi UI memperkirakan, saat ini terdapat 1.172 orang meninggal per hari akibat penyakit yang berkiatan dengan rokok. Ini berarti 22,5 persen dari total kematian di Indonesia adalah akibat rokok.
Setiap 6,5 detik rokok membunuh satu orang. Jadi, masihkah harus menunggu lebih banyak korban lagi?
Gambar kemasan rokok Marlboro di Thailand